Kamis, 17 Maret 2011

ASUHAN KEPERAWATAN POST OP KISTA OVARIUM

http://yandrifauzan.blogspot.com/


ASUHAN KEPERAWATAN POST OP KISTA OVARIUM

A.       Defenisi & klasifikasi
1.                Definisi
 Ovarium merupakan
2.                Klasifikasi
a.       Kistoma ovari simpleks, adalah kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar.
b.      Kistoderoma ovarii musinosum. Asal kista ini belum pasti, namun diduga berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya 1 elemen mengalahkan elemen yang lain atau berasal dari epitel germinativum
c.       Kristoderoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium).
d.      Kista endrometroid. Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel endometrium.
e.       Kista dermoid, suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur ektoderma dengan deferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebastea putih menyerupai lemak nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen aktoderm.

B.       Etiologi
Menurut etiologinya, kista ovarium di sebabkan menrut jenisnya:
1.      Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresterone.
2.      Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi
3.      Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
4.      Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
5.      Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium

C.       Manifestasi Klinis
1.      Adanya ketidakteraturan menstruasi.
2.      Nyeri pada perut bawah
3.      Rasa sebah pada perut
4.  Timbul benjol pada perut.

D.       Pemeriksaan penunjang
1.      Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-sifat tumor itu.
2.      Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kadang kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3.      Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.
4.      Parasintesis 
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites.
E.     Penatalaksanaan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor, Jika pada operasi pada tumor cukup besarsehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba ( Salfingo ooforektomi)
F.        Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1.      Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen b.d. insisi abdomen
2.      Resiko infeksi b.d. infeksi kuman sekunder terhadap pembedahan
3.      Resiko konstipasi b.d. pembedahan abnormal
4.      Gangguan mobilisasi fisik

G.    Rencana Keparawatan
1.      Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen b.d. insisi abdomen
Tujuan : Rasa nyaman terpenuh
Riteria hasil :
-         Nyeri berkurang
Intervensi:
-         Jelaskan penyebab nyeri
-         Kaji skala nyeri
-         Ajarkan teknik Relaksasi nafas dalam selama nyeri
-         Kolaborasi pemberian analgetik
-         Evaluasi efektifitas setelah 30 menit pemberian obat analgetik
2.      Resiko infeksi b.d infeksi kuman sekunder terhadap pembedahan

Tujuan:  Tidak terjadi infeksi

KH : Tidak ada tanda-tanda infeksi (TTV normal, tidak ada peningkatan leukosit )

Intervensi:
-         Kaji tanda- tanda infeksi
-         Monitor TTV
-         Gunakan teknik aseptic dalam perawatan pasien
-         Tigkatkan asupan makanan yang bergizi
-         Kolabrasi pemberian antibiotik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar