ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN KONTRAKSI
A.
Defenisi
& klasifikasi
1.
Definisi
Kehamilan
kontraksi atau persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) (Mansjoer, 2000)
2. Klasifikasi
his menurut sifatnya.
·
His pendahuluan :
-
His tidak kuat, tidak teratur
·
His pembukaan ( Kala 1)
-
His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap
10 cm
-
Mulai kuat, teratur dan sakit
·
His pengeluaran (his mengedan) ( kala II)
-
Sangat
kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama
-
His untuk mengeluarkan janin
-
Koordinasi bersama antara: his kontraksi otot perut,
kontraksi diafragma dan ligament
·
His
pelepasan Uri ( Kala III)
-
Kontraksi
sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta
·
His pengiring ( kala IV)
-
Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim
dalam beberapa jam atau hari.
B.
Etiologi
Sering tidak diketahui, ada faktor –faktor yang
mempengaruhi:
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
persalinan preterm dapat diklasifikasikan secara rinci sebagai berikut :Menurut
Manuaba (1998 : 221)
1.Kondisi umum
2. Keadaan sosial ekonomi rendah
3. Kurang gizi
4. Anemia.
5. Perokok berat, dengan lebih dari 10 batang/ hari.
6. Umur hamil terlalu muda kurang dari atau terlalu tua di atas 35 tahun.
7. Penyakit ibu yang menyertai kehamilan seperti hipertensi, toxemia, placenta previa, abruption placenta, incompetence cervical, janin kembar, malnutrisi dan diabetes mellitus.
8. Penyulit kebidanan
1.Kondisi umum
2. Keadaan sosial ekonomi rendah
3. Kurang gizi
4. Anemia.
5. Perokok berat, dengan lebih dari 10 batang/ hari.
6. Umur hamil terlalu muda kurang dari atau terlalu tua di atas 35 tahun.
7. Penyakit ibu yang menyertai kehamilan seperti hipertensi, toxemia, placenta previa, abruption placenta, incompetence cervical, janin kembar, malnutrisi dan diabetes mellitus.
8. Penyulit kebidanan
9.
Persalinan sebelum waktunya atau induced aborsi
10. Penyalahgunaan konsumsi pada ibu seperti
obat-obatan terlarang, alkohol, merokok
dan caffeine
C.
Manifestasi
Klinis
1. Kontraksi uterus yang teratur sedikitnya
3-5 menit sekali selama 45 detik dalam waktu minimal 2 jam
2.
Pada fase aktif, itensitas dan frekuensi kontraksi
meningkat saat pasien melakukan aktivitas
3.
Usia kehamilan antara 20-37 minggu
4. Taksiran berat janin sesuai dengan usia
kehailan antara 20-37 minggu
5. Persentase janin abnormal lebih sering
ditemukan pada persalinan preterm
D.
Pemeriksaan
penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis
2.
Urinalisis
3. USG untuk melihat taksiran berat janin,
posisi janin, dan letak plasenta
4. Amniosentesis untuk melihat kematangan
beberapa organ janin.
E.
Penatalaksanaan
Perlu
dilakukan penilaian tentang;
1.
Umur
kehamilan
2.
Demam
atau tidak
3.
Kondisi
janin (jumlahnya, letak/ presentasi, taksiran berat janin,hidup atau gawat
janin, kelaian kongenital
4.
Letak
plasenta perlu diketahuiuntuk antisipasi irisan seksio sesarea
Prinsip penanganan
1. Menhentikan kontraksi uterus/ penundaan
kelahiran
2. Persalinan berjalan terus dan menyiapkan
penanganan selanjutnya.
Upaya menghentikan kontraksi uterus:
Kemungkinan
obat-obat tokolitik hanya berhasil sebentar, tapai penting untuk di pakai
memberikan kortikosreroid sebagai induksi maturitasparu bila usia kehamilan
kurang dari 34 minggu.Intervensi ini bertujuan untuk menunda kelahiran sampai
bayi cukup matang. Penundaan
kelahiran ini dilakukan bila:
1.
Umur
kehamilan kurang dari 35 minggu
2.
Pembukaan
serviks kurang dari 3 cm
3.
Tidak
ada amnioniti, preeklamsi atau perdarahan yang aktif
4.
Tidak
ada gawat janin.
Ibu masuk
rumah sakit, lakukan evaluasi terhadap his dan pembukaan.
1. Berikan kortikosteroid untu kematangan
paru janin
2. Berikan dosis betametason 12 mg IM selang
12 jam
3. Steroid tidak boleh diberikan bila ada
infeksi yang jelas.
Dirmah
sakit dilakukan:
1. Observasi pasien selama 30-60
menit.penatalaksanaannya tergantung kontraksi uterus serta dilatasi pembukaan
serviks.
a.
Hidrasi
dan sedasi, yaitu hidrasi dengan NaCl 0,9%: Dekstrosa 5% atau Ringer Laktat:
Dekstrosa 5% sebanyak 1:1 dan sedasi dengan morfin sulfat 8-12 mg Im selama 1
jam sambil mengobservasi ibu dan janin.
b.
Pasien
kemudian dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
Kelompok
I : Pembukaan serviks terus berlangsung
maka berikan tokolisis
KelompokII : Tidak ada perubahan pembukaan dan
kontraksi uterusmasih terjadi maka di berikan tokolisis
Kelompok
III : Tidak ada perubahan
pembukaan dan kontraksi uterus berkurang maka pasien hanya diobservasi.
2. Berikan tokolitis bila janin dalam keadaan
baik, kehamilan 20-37 minggu, pembukaan serviks kurang dari 4 cm, dan selaput
ketuban masih ada.
Jenis tokolisis adalah beta
mimetik adrenergik, magnesium sulfat 4 g ( 200 ml MgSO 10 % dalam 800 ml
dekstrosa 5% dengan tetesan 100 ml/ jam, etil alkohol, glukokortikoid:
dexametasone 12 mg perhari selama 3 hari.
3. Lakukan persalinan pervaginam bila janin
presentasi kepala atau dilakukan episiotomi lebar dan ada perlindungan porsep
terutama pada kehamilan 35 mgg.lakukan seksio sesarea bila janin letak
sungsang, gawat janin , taksiran berat janin 1.500 g.
F.
Diagnosa
Keperawatan yang mungkin muncul
1.
Nyeri berhubugan dengan kontraksi otot
2. Aktivitas intoleran berhubungan dengan
Hipersensitifitas otot
3.
Risiko tinggi terhadap keracunan toksik behubungan dengan efek samping tokolitik.
4. Resiko tinggi terhadap cidera janin
berhubungan dengan melahirkan bayi preterm/premature
5. Ansietas berhubungan dengan krisis
situasi, ancaman yang dirasakan pada diri dan janin
6.
Kurang pengetahuan mengenai persalinan preterm
berhubungan dengan kurang informasi
G.
Rencana
Keparawatan
1. Nyeri
berhubungan dengan kontraksi otot
Tujuan: nyeri teratasi
Kriteria hasil: - nyeri
menjadi minimal, terkontrol
Intervensi:
-
Percepat proses penerimaan dan lakukan tirah baring
pada klien dengan posisi miring kiri
-
Tinjau ulang teknik relaksasi
-
Gunakan
tindakan kenyamanan seperti posisi, gosokan punggung dan sentuhan terapeutik
-
Kaji
tanda vital ibu dan DJJ janin.
2.
Aktivitas
intoleran berhubungan dengan Hipersensitifitas otot
Tujuan : - intoleen aktivitas tercapai
KH : - menurunkan tingkat aktivitas
-
Mengikuti
aktivitas tepat pada situasi
Intervensi:
-
Jelaskan
alasan tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral kiri/miring, dan
penurunan aktivitas.
-
Anjurkan klien melakukan ambulasi atau mengubah posisi
-
Berikan
tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan posisi.
-
Kaji
TTV
-
Anjurkan
klien untuk istirahat tidur
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. (2005). Buku ajar Keperwatan Maternitas. Jakarta: EGC
Doengos & Moorhouse. (2001). Rencana perawatan maternal/ bayi: pedoman
untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan
klien. Ed 2. Jakarta:
EGC
Mansjoer, A (2000). Kapita Selekta kedokteran. Jakarta:
Media Asculapius
Manuaba, I (1998). Ilmu
kebidanan, penyakit, kandungan dan
keluarga berencana untuk pendidikan bidan.
Jakarta:
EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar